AquaBioTech Group is hiring As the company is continuously expanding, we are seeking to employ candidates from different sectors to join ou...

AquaBioTech Group is hiring


As the company is continuously expanding, we are seeking to employ candidates from different sectors to join our international team.

We are seeking for an Aquatic Veterinary --> APPLY HERE https://lnkd.in/ea3aUDny

🔦 The selected candidate must have a clean EU/EEA/UK passport OR be a third-country national (TCN) presently residing in the EU with no travel restrictions or legal convictions and be in possession of a clean driving licence.

👉 Please send you CV on recruitment@aquabt.com
✍ For any queries, please contact us on hr@aquabt.com






Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) is a non-profit organization which was established in Indonesia in 2014.  With the mission to prote...

Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) is a non-profit organization which was established in Indonesia in 2014.  With the mission to protect lands and water on which all life depends, YKAN provides innovative solutions for realizing harmony between nature and humans, through effective management, non-confrontational approaches, and building collaborative partnerships with all stakeholders for a sustainable Indonesia.



MPA Manager

  • Location : Jakarta
  • Slot : 1
  • Contract Duration : 12
  • Division : OCEANS
  • Priority : Immediately

What We Can Achieve Together:


Together with YKAN, The MPA Manager directs and implements a comprehensive program to protect marine and coastal areas and habitat for rare and endangered plants, animals and local and indigenous communities using the full range of protection tools and collaborate with national, and local government, conservation organizations and other partners as appropriate. 


 

We’re Looking for You:


Are you passionate about being a part of group of dedicated employees who are united by our mission to preserve the lands and waters on which all life depends? As MPA Manager oversees all aspects of MPA within GFCR Koralestari Project to achieve Koralestari main objectives through five different solutions and also support the other Indonesia Oceans Program (IOP) MPA sites including development of zoning and management plan, implementation of Management Plan, monitoring, compliance, surveillance system, development of SOPs, training and capacity building of stakeholders, community-based conservation action.


This position will direct strategic planning, program development, implementation, monitoring, evaluation, and learning on the program related to MPA Management. The MPA Manager will provide technical support to SUOP/MPA Management Unit and collaborate with national and local government, conservation organizations and other partners as appropriate to advance the management of the MPA.


The MPA Manager will be based in Jakarta with frequent travel to Koralestari target areas and IOP Sites. This position will report to the Oceans Protection Senior Manager.


Please download the detailed job description from here: JD MPA Manager


If you’re the person, drop us your CV and cover letter. We’d love to talk to you.


What You’ll Bring:


  • Qualifications: BA/BS degree and 5 years’ experience in resources management, conservation, MPA management or equivalent combination of education and experience in conservation.
  • Tech Savvy:  Experience managing complex or multiple projects, including staffing, workloads and finances under deadlines.
  • Team Management: Supervisory experience, including motivating, leading, setting objectives and managing performance.
  • Fundraising Plan/strategy & Execution: Experience in partnership development with non-profit partners, community groups and/or   government agencies. Experience negotiating.
  • Language: Communicating clearly via written, spoken, and graphical means in English.


What We Bring:

We offer a competitive benefits package including health care benefits & life insurance, annual leave, hybrid work, a positive work culture, and the opportunities to support people and nature in Indonesia.


Closing date: July 9, 2024

AQUACELL INDO PASIFIK (AIP) adalah produsen premiks pakan, aditif, dan suplemen yang berbasis di Indonesia. Kami menciptakan campuran kaya n...




AQUACELL INDO PASIFIK (AIP) adalah produsen premiks pakan, aditif, dan suplemen yang berbasis di Indonesia.

Kami menciptakan campuran kaya nutrisi yang mendukung kesehatan, vitalitas, dan kesejahteraan untuk hewan akuakultur dan ternak.

Pendekatan kami adalah perpaduan harmonis antara ilmu pengetahuan, keberlanjutan, dan inovasi yang menyediakan berbagai vitamin, mineral, dan nutrisi esensial yang seimbang, memastikan bahwa hewan dan ikan yang kami layani hidup lebih sehat, dan juga lebih menguntungkan bagi mereka yang merawatnya.

Kami sedang mencari Project Officer untuk bergabung dalam proyek Kesehatan Udang yang berlokasi di Bogor, Indonesia. Proyek ini akan berlangsung dari Juli hingga September 2024 (3 bulan). Proyek ini terkait dengan Kesehatan Udang, termasuk pemeliharaan dan pemantauan kesehatan udang serta analisis laboratorium dasar terkait. 


Manfaat:

  1. Mess karyawan 
  2. Gaji bulanan
  3. Pelatihan dasar analisis laboratorium

Tanggung Jawab:

  1. Menjalankan dan mengkoordinasikan proyek budidaya dan pemantauan kesehatan udang
  2. Melakukan analisis dasar di laboratorium
  3. Membuat laporan, dokumentasi, dan hasil proyek
  4. Melaksanakan tugas administratif lainnya yang diperlukan

Kualifikasi:

  1. Lulusan SMA/SMK Perikanan dengan pengalaman budidaya udang dan analisis dasar laboratorium
  2. Jujur, disiplin, dan bertanggung jawab
  3. Memiliki NPWP
  4. Dapat bergabung segera

Jika Anda memenuhi kualifikasi di atas dan tertarik untuk bergabung, silakan kirimkan lamaran Anda ke info@aip.co.id dengan subjek email: Project Officer, bcc: kajianperikanan@gmail.com


Batas waktu pengiriman lamaran adalah 27 Juni 2024.

DELOS adalah perusahaan teknologi akuakultur yang menggabungkan keahlian operasional, pemahaman ilmiah, dan adopsi teknologi untuk mendukung...






DELOS adalah perusahaan teknologi akuakultur yang menggabungkan keahlian operasional, pemahaman ilmiah, dan adopsi teknologi untuk mendukung perusahaan tambak udang di Indonesia dalam meningkatkan produktivitas nasional dan integrasi rantai pasok. Indonesia sebagai negara maritim memiliki potensi untuk melahirkan juara akuakultur global berikutnya.

Seiring dengan semakin dalamnya operasi budidaya dan hilir kami dalam menawarkan beragam produk dan layanan yang terus berkembang, kami dengan senang hati mengumumkan bahwa kami sedang mencari Admin Data Lapangan-Lab yang berdedikasi untuk penempatan di tambak. Jika Anda berminat, bergabunglah dengan kami dalam berkontribusi pada pertumbuhan dan kesuksesan perusahaan kami yang berkelanjutan.


Tugas dan Tanggung Jawab:

  1. Mengumpulkan data penelitian lapangan.
  2. Melakukan pemeriksaan kualitas air harian di lokasi dan melaporkannya setiap hari.
  3. Memelihara aktivitas penelitian harian di lapangan.
  4. Memasukkan data Kualitas Air dan kinerja udang ke dalam basis data penelitian.
  5. Melakukan pemeriksaan dan kalibrasi peralatan di lapangan secara berkala.
  6. Berkoordinasi dengan Analis Laboratorium dan Manajer Tambak untuk menjaga data penelitian.


Kualifikasi:

  1. Minimal lulusan SMA atau setara.
  2. Bersedia ditempatkan di berbagai pulau di Indonesia.
  3. Pengalaman bekerja di tambak udang.
  4. Proaktif dan berorientasi pada target.
  5. Pengetahuan yang memadai tentang kualitas air di sektor akuakultur.
  6. Mampu bekerja secara mandiri dan/atau dalam tim.
  7. Berdomisili di Pangkalpinang/Bangka, Garut, dan Lampung.


Kirim lamaran dan CV Anda ke careers@delosaqua.com dengan subjek "Teknisi - Nama", bcc: kajianperikanan@gmail.com.

DELOS adalah perusahaan teknologi akuakultur yang menggabungkan keahlian operasional, pemahaman ilmiah, dan adopsi teknologi untuk mendukung...




DELOS adalah perusahaan teknologi akuakultur yang menggabungkan keahlian operasional, pemahaman ilmiah, dan adopsi teknologi untuk mendukung perusahaan tambak udang di Indonesia dalam meningkatkan produktivitas nasional dan integrasi rantai pasok. Indonesia sebagai negara maritim memiliki potensi untuk melahirkan juara akuakultur global berikutnya.

Seiring dengan semakin dalamnya operasi budidaya dan hilir kami dalam menawarkan beragam produk dan layanan yang terus berkembang, kami dengan senang hati mengumumkan bahwa kami sedang mencari Teknisi Budidaya Udang yang berdedikasi untuk penempatan di tambak. Jika Anda berminat, bergabunglah dengan kami dalam berkontribusi pada pertumbuhan dan kesuksesan perusahaan kami yang berkelanjutan.


Tugas & Tanggung Jawab:

  1. Memastikan semua anggota tambak (Teknisi Jr dan Asisten Teknisi) mematuhi SOP budidaya dan biosekuriti.
  2. Memastikan bahwa semua peralatan dan bahan yang diperlukan, termasuk fasilitas, memenuhi standar selama siklus.
  3. Bekerja dengan Farm Manager untuk melaporkan dan menyelesaikan isu operasional (teknis atau non-teknis) di tambak.
  4. Memastikan Asisten Teknisi dilengkapi dengan pengetahuan dan SOP yang tepat untuk menjalankan siklus.
  5. Memastikan Asisten Teknisi mengelola Pond Operator dengan baik.
  6. Berkolaborasi dengan tim Laboratorium untuk memastikan analisis kualitas air dan akurasi data jika diperlukan.
  7. Bertanggung jawab atas akurasi dan ketepatan waktu dari semua perlakuan, termasuk pakan, jenis kimia, dosis, dll.


Kualifikasi:

  1. Memiliki pengetahuan akuakultur.
  2. Sarjana atau lulusan Politeknik Perikanan/ Kelautan.
  3. Minimal pengalaman kerja 5 tahun sebagai Teknisi di tambak.
  4. Mampu mengoperasikan komputer, mampu bekerja sama dengan tim.
  5. Kemampuan adaptasi yang baik untuk menghadapi perubahan lingkungan dan situasi di tambak udang.


Pertanyaan Lamaran:

  1. Bisakah Anda menyebutkan domisili atau lokasi tempat tinggal Anda saat ini?
  2. Berapa tahun pengalaman Anda bekerja di tambak?
  3. Berapa ekspektasi gaji yang Anda harapkan?
  4. Apakah Anda bersedia ditempatkan di tambak Lampung?


Kirim lamaran dan CV Anda ke careers@delosaqua.com dengan subjek "Teknisi - Nama", bcc: kajianperikanan@gmail.com.

Modelling Penangkapan Ikan Terukur (PIT) di Zona Penangkapan Ikan 3 yang meliputi Wilayah Pengelolaan Perikanan 714, 715 dan 718, telah resm...

Modelling Penangkapan Ikan Terukur (PIT) di Zona Penangkapan Ikan 3 yang meliputi Wilayah Pengelolaan Perikanan 714, 715 dan 718, telah resmi diluncurkan. Kota Tual dan Kepulauan Aru didapuk sebagai pusat pertumbuhan penangkapan ikan terukur.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono melaunching Modeling Penangkapan Ikan Terukur (PIT), yang ditandai dengan penekanan sirine dan pelepasan kapal perikanan di PP Tual di Kota Tual, Maluku, Minggu (2/6/2023). © Kompas.


Keputusan ini tentu kian mempertegas komitmen dan langkah maju pemerintah dalam upaya transformasi tata kelola perikanan tangkap. Jika diibaratkan, modelling ini adalah "miniatur" yang membumikan gagasan kebijakan penangkapan ikan terukur untuk menghadirkan pengelolaan yang berkelanjutan dan manfaat sosial-ekonomi.


Modelling ini menjadi penting jika kita berkaca pada rumitnya dialektika kebijakan penangkapan ikan terukur yang masih diwarnai pro dan kontra. Masih kuatnya penolakan di kalangan pelaku utama perikanan tangkap, perubahan fishing behaviour yang tentu tak mudah, kesiapan infrastruktur hulu-hilir, disparitas kesiapan antar zona penangkapan ikan, dan aspek sosio kultural, tentu menjadi tantangan yang tak mudah bagi implementasi kebijakan PIT ini.


Faktanya, berbagai kondisi tersebut pada akhirnya membuat pemerintah harus melakukan relaksasi implementasi beberapa instrumen penting kebijakan penangkapan ikan terukur pada akhir tahun 2023 lalu. Dalam konteks tersebut, tentu saja, modelling ini ibarat laboratorium pengujian kebijakan, untuk menilai dan mengevaluasi implementasi kerangka kebijakan penangkapan ikan terukur.


Meskipun tak persis sama, sejatinya pengujian kebijakan melalui modelling, sudah dilakukan pada sejumlah program seperti: Budidaya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) di Kebumen, Kawasan Tambak Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang, dan Budidaya Rumput Laut Berbasis Kawasan di Wakatobi.


Sebagai miniatur kebijakan penangkapan ikan terukur, modelling ini tentu diharapkan membawa semangat transformasi dan perbaikan pengelolaan penangkapan ikan hulu-hilir, berdampak positif bagi perbaikan ekosistem laut, serta memberikan manfaat sosial ekonomi. Terlepas dari masih berprosesnya penggodokan sistem kuota penangkapan ikan, implementasi sejumlah instrumen pengelolaan dalam kebijakan penangkapan ikan terukur tentu harus diuji dalam modelling ini.


Dalam perspektif tersebut, saya melihat ada beberapa formulasi yang telah dikembangkan sebagai jalan keluar dari beberapa persoalan yang selama ini menjadi tantangan dalam implementasi kebijakan penangkapan ikan terukur.


Pertama, desain konektivitas hulu-hilir melalui kerja sama bisnis antara nelayan dengan pelaku usaha di sektor hilir. Kerja sama ini akan menjadi faktor krusial dan menyelesaikan sejumlah persoalan termasuk kesiapan infrastruktur pendukung implementasi penangkapan ikan terukur serta hilirisasi perikanan tangkap.


Kerja sama bisnis yang tercapai antara koperasi Nelayan Pantai Utara Jawa dengan Pelaku Usaha yang berperan sebagai offtaker akan mengubah fishing behaviour nelayan Pantura yang selama ini mendaratkan hasil tangkapannya di wilayah Jawa. Sejalan dengan kerja sama tersebut, 187 kapal ikan asal Pantura akan direlokasi ke Zona Penangkapan Ikan 3.


Intervensi kebijakan ini diharapkan menjadi booster bagi pertumbuhan ekonomi perikanan di wilayah Tual dan Kepulauan Aru.


Tentu saja, perubahan ini akan menjadi model sistem bisnis perikanan tangkap yang efektif dan efisien, menjamin kelangsungan mutu produk perikanan, mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi antar wilayah, dan menciptakan multiplier effect di wilayah Tual dan Kepulauan Aru. KKP bahkan memproyeksikan efisiensi penangkapan yang dihasilkan melalui modelling ini akan meningkatkan produksi sebesar 4.578 ton setiap bulannya dengan nilai transaksi mencapai Rp 48,4 miliar.


Peluang ekspor langsung dari Maluku juga akan menjadi terbuka lebar. Hal ini tentu akan mengurangi biaya logistik dibandingkan harus melalui Surabaya atau Jakarta.


Hal ini juga berarti waktu tempuh pengangkutan dan ekspor akan menurun, serta mengurangi traffic ekspor di Indonesia Barat. Belum lagi, jaminan yang lebih baik untuk mempertahankan mutu ikan karena pemrosesan dilakukan dalam satu lokasi dan rentang kendali waktu yang lebih pendek.


Kedua, kesiapan infrastruktur fisik dan non fisik untuk mendukung implementasi penangkapan ikan terukur. Hal tersebut salah satunya dapat dilihat dari kesiapan infrastruktur di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual dan Pelabuhan Perikanan pendukung modelling yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, seperti: logistik, industri hilir, sarana dan layanan kepelabuhanan perikanan, jaringan komunikasi, sampai dengan instalasi CCTV di pelabuhan untuk memantau pembongkaran dan penimbangan, dan sebagainya.


Kerangka pengembangan infrastruktur ini akan menjadi benchmarking bagi penerapan kebijakan penerapan penangkapan ikan terukur di masa depan dan di wilayah-wilayah lain.


Tak hanya fokus pada infrastruktur fisik. Upaya penyiapan soft infrastruktur pun disiapkan secara serius dalam modelling ini.


Hal tersebut dapat dilihat melalui beberapa formulasi kerjasama stakeholder pada saat peluncuran modelling ini. Beberapa aspek, menjadi perhatian serius diantaranya: peningkatan kompetensi kepelautan, penerapan Perjanjian Kerja Laut. Selain itu, program-program pemberdayaan nelayan, bantuan dan bimbingan teknis juga telah disiapkan untuk mendukung implementasi modelling ini.


Sebuah sinyalemen positif yang mengisyaratkan pesan penting akan niat pemerintah untuk memperbaiki aspek-aspek kenelayanan.


Konsep pengembangan soft infrastruktur tersebut secara eksplisit menempatkan nelayan kecil menjadi subjek dan objek penting dalam kebijakan penangkapan ikan terukur ini.


Pemberdayaan nelayan melalui berbagai intervensi yang dilakukan tentu membuka ruang dan kesempatan untuk menjadi bagian dalam perikanan skala industri. Selain itu, koperasi sebagai kelembagaan usaha nelayan juga terbuka lebar untuk berkembang.


Hal ini tentu melengkapi kepingan puzzle keberpihakan kebijakan penangkapan ikan terukur terhadap nelayan kecil. Dalam kerangka regulasi penangkapan ikan terukur, nelayan kecil juga mendapatkan keistimewaan dan prioritas dalam pengalokasian kuota penangkapan ikan, serta pembebasan dari pungutan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).


Saya telah membahas hal tersebut dalam kolom sebelumnya Kemerdekaan, Perlindungan Nelayan Kecil & Penangkapan Ikan Terukur (detik.com).


Ketiga, kesiapan sistem pemantauan dan pengawasan di Zona Penangkapan Ikan 3. Ini tentu sangat krusial untuk menjamin implementasi penangkapan ikan berjalan sesuai dengan ketentuan.


Kehadiran 03 Regional Monitoring Centre (RMC) di Pangkalan PSDKP Tual yang dapat memantau pergerakan dan mengidentifikasi potensi pelanggaran kapal perikanan di laut secara real time, tentu harus dilihat sebagai upaya untuk memastikan tidak ada ruang bagi segala bentuk praktik Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing. Begitu pula penempatan 9 (sembilan) armada Kapal Pengawas Perikanan yang siap menjaga dan mengamankan wilayah perairan pada Zona Penangkapan Ikan 3.


Kebijakan operasional pengawasan yang memperkuat implementasi pengawasan pada saat keberangkatan (before fishing), pada saat melaut (while fishing), pada saat mendaratkan hasil tangkapan (during landing), sampai dengan pendistribusian hasil tangkapan (post landing). Dalam pendataan hasil tangkapan yang menjadi dasar PNBP, sinergi akan dilakukan antara Petugas Pendataan (Enumerator), Pengawas Perikanan, dan Syahbandar di Pelabuhan Perikanan. Hal ini tentu merupakan upaya mempersempit ruang manipulasi maupun ketidakakuratan data hasil tangkapan.


Menunggu Implementasi Kuota Penangkapan


Hal yang tentu saja akan menyempurnakan modelling ini adalah implementasi kuota penangkapan ikan. Kuota penangkapan ikan merupakan instrumen kunci yang akan menjamin penangkapan ikan dilaksanakan secara berkelanjutan baik dari sisi ekologi, sosial dan ekonomi.


Bagi pelaku usaha, kuota akan menjadi acuan pengelolaan bisnis perikanan baik penangkapan ikan maupun industri hilirnya. Sedangkan bagi Pemerintah selaku regulator, kuota akan menjadi rambu dalam pengendalian fishing effort termasuk dalam penerbitan perizinan.


Selain itu, kuota juga menjadi rujukan dalam pengaturan penetapan PNBP. Secara sederhana, jika boleh diilustrasikan, maka kuota adalah urat nadi dari modelling penangkapan ikan terukur itu sendiri.


Penerapan kuota lah yang akan menjadi kunci keberlanjutan penangkapan ikan, termasuk pada modelling di zona penangkapan ikan 3 ini.


Apalagi, jika kita melihat tingkat pemanfaatan sumber daya ikan di zona penangkapan ikan 3 khususnya pada tiga kelompok komoditas utama yaitu ikan pelagis kecil, ikan pelagis besar (selain tuna, tongkol dan cakalang) dan ikan demersal juga berada pada level pemanfaatan yang memerlukan tindakan pengendalian ekstra. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (KKP) Nomor 19 Tahun 2022 menyebutkan tingkat pemanfaatan ketiga kelompok komoditas tersebut mencapai 0,7 (fully exploited) baik di WPP 714 maupun WPP 715.


Adapun di WPP 718, tingkat pemanfaatan pelagis kecil mencapai 0,51 (fully exploited), pelagis besar 0,99 (fully exploited) dan ikan demersal 0,67 (fully exploited). Tentu data tersebut perlu dilihat dan dibandingkan lagi dengan kondisi di tahun 2024, namun prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan sudah selayaknya dikedepankan, dan salah satu bentuk kehati-hatian tersebut, sembari menunggu implementasi kuota adalah pengelolaan perizinan secara selektif agar tidak menghasilkan penangkapan ikan berlebih dan kerusakan ekosistem laut.


Ini tentu menjadi tugas bersama Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.


Perjalanan Modelling ini tentu masih panjang dan harus terus dievaluasi. Namun, optimisme pada inisiatif ini tentu sangat layak diberikan.


Kita perlu memberikan apresiasi atas upaya untuk mencari jalan membumikan gagasan kebijakan transformasi tata kelola perikanan tangkap, juga semangat untuk mengejawantahkan visi pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang Indonesia-Sentris.


Didik Agus Suwarsono, Senior Analis pada Pusat Kajian dan Pemberdayaan Kelautan dan Perikanan (PUSARAN)